zwani.com myspace graphic comments

Tuhan itu kekuatanku

Renungan hari ini, Selasa 12 Mei 2009

TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. (Keluaran 15: 2)

Ayat renungan kali ini merupakan nyanyian Musa bersama bangsa Israel. Nyanyian yang berupa pernyataan atau pengakuan, bahwasanya Allah senantiasa menjadi keselamatan bagi mereka. Dilatarbelakangai peristiwa pengejaran tentara Firaun, terhadap rombongan bangsa Israel yang akhirnya keluar dari Mesir. Dimana Firaun tidak merasa rela, bila bangsa Israel yang sudah sekian lamanya menjadi bangsa yang diperbudak, harus keluar dari mesir dan mencari kebebasannya hanya karena keingina Allah, Tuhannya Israel itu. Bangsa Israel yang merasa terjepit karena dikejar oleh pasukan perang dari arah

belakang, sedangkan laut merah menghadang di depan merasa tidak berdaya lagi. Namun Allah menunjukkan keajaban, tidak hany pada Mesir dan Firaun, tapi lebih dari pada itu semua, Allah juga menunjukkan keajaibannya kepada bangsa Israel, bahwa bila Dia yang membawa Bangsa Isarael keluar maka Dia juga akan menyertai mereka. Laut merah pun terbelah menjadi daratan yang dapat diseberang oleh bangsa Israel, sementara tentara Firaun yang mencoba ikut menyebrang agar dapat mengejar akhirnya diluluhlantakan oleh terjangan laut yang menutupi daratan penyeberangan yang membelah laut tadi.

Allah telah menjadi keselamatan bagi Israel. Dan Allah itu juga yang menjadi keselamatan bagi kita. Dalam setiap persoalan yang mengejar kita, llah akan menjadi pembela yang akan memberi kekuatan kepada kita. Sekali Allah berjanji untuk membawa Israel, maka Dia pun akan menyertai. Demikian juga kepada kita, Jika kita mau percaya bahwa Allah akanmenyertai kita, maka kitapun akan diberikan kekuatan. Allah adalah keselamatanku, Ialah Bapaku, Allahku yang patut kupuji.

Baca Selengkapnya......

Hati yang bersyukur,

Rebungan hari ini, Senin 11 Mei 2009

Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib (Mazmur 92: 2)

Di suatu ketika sebuah keluarga yang dulunya hidup dalam kecukupan, mengalami kebangkrutan dalam usaha mereka. Si suami yang dulunya adalah tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah jatuh sakit, dan materi yang selama ini sedikit demi sedikit mereka kumpulkan harus ‘digerogoti’ sati demi satu untuk biaya perubatan, hingga akhirnya kehidupan keluarga ini pun jatuh dalam kemikinan dan kemelaratan, bahkan harus meminjam, berutang ke sana-sini hanya untuk keperluan perubatan.
Si istri yang begitu setia mendapmpingi suami, harus juga merelakan diri bekerja sebagai seorang pembantu, pencuci pakaian, hanya untuk mendapatkan uang imbalan dari pekerjaannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dapat dibayangkan berapa besar upah dari seorang pembantu, pencuci pakaian. Hanya untuk memenuhi kebutuhan makan pun sudah harus menghemat sampai sedemikian rupa.
Para penagih hutang pun sudah kerap mendatangi mereka untuk menagih hutang-hutang mereka. Kata-kata pedas dan cacian para penagih ini, merupaka hal yang sudah lazim mereka terima.

Di suatu ketika, seorang pria datang berkunjung ke rumah, yang lebih layak disebut gubuk dari pada rumah itu. Si istri yang menyambut tak mengenal. Namun ketika pria tersebut melihat laki-laki yang terbaring tak berdaya di dalam gubuk itu, pria tersebut merasa iba. Lama sang suami yang tak berdaya itu menatap wajah tamu yang datang ke gubuknya. Ah ternyata seorang teman lama. Setelah lama bercakap-cakap, si tamu yang dulunya sahabat yang pernah ditolong oleh si suami, dan sekarang sudah menjadi seorang pengusaha sukses, tergerak untuk membantu sahabat penolongnya ini. Akhirnya pria tersebut membawa sahabatnya yang sakit tersebut berobat dan segala biaya perobatan ditanggungnya. Setelah sembuh, pria tersebut juga memeberikan biaya sebagai modal berusaha kepada mereka. Dengan modal tersebut kehidupan suami istri itu pun berangsur pulih, dan kehidupan pun berangsur mapan. Pertolongan sahabtnya itu tak pernah dilupakan, dan dia senantiasa bersyukur atas pertolongan itu.

Demikian juga Daud, dia mengetahui hanya karena Pertolongan Tuhan sajalah maka dia bisa lepas dari kejaran para musuhnya, Hanya karena perbuatan-perbuatan Tuhan saja yang senantiasa menolongnya maka dia selalu terhindar dari penangkapan Saul yang membencinya. Daud senantiasa bersyukur, dan dalam Syukur itu Daud menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib yang sebantiasa menyertainya. Bagaimana dengan kita, maukah kita bersyukur dan menceritakan segala perbuatan Tuhan?

Baca Selengkapnya......