zwani.com myspace graphic comments

Hata Ni Tuhan....

Sehabis latihan koor yang biasanya kami lakukan di hari jumat malam, maka sebagai penutup kami akan mendengarkan ayat renungan yang diambil dari almanak HKBP dan dipandu oleh anggota secara bergiliran.

Malam itu, untuk yang kesekian kali dari beberapa orang yang berbeda, setiap akan memulai pembacaan ayat renungan, selalu terdengar suara teman membuka dengan kalimat seperti ini: “Hata ni Tuhan na sahat di hita dibornginon ima na tarsurat di... bla-bla-bla.....”. Kemudian teman tersebut pun membacakan ayat yang telah ditentukan.

Setelah selesai pembacaan ayat renungan itu maka diakhiri dengan doa. Dan setelah kata Amin diucapkan, akhirnya aku pun tak lagi mampu membendung kegundahan yang mulai menyesak dihati dan pikiran untuk segera minta di keluarkan. Akupun langsung nyeletuk, “Ai naung manghatai do ho nangkin dohot Tuhan i,?” (Apakah engaku sudah berbicara dengan Tuhan tadinya). Trus dalam kebingungan tak tahu ke mana arah perkataanku tadi diapun bertanya, “Maksud ni Abang anttar songon dia?” (:maksud abang macam mana?”). Dan akhirnya terjadilah percakapan kami sebagai berikut ditingkahi oleh celetukan dari teman-teman yang lain.

Ai hubege nangkin didokhon ho, Hata ni Tuhan na sahat di hita bornginon...bla-bla-bla.., berarti naung manghatai do ho nangkin dohot Tuhan i, andorang so sahat dope tu inganan parguruanta on”.

Akhirnya diapun bingung, trus menjawab, “ Ai bibeli do na hujaha abang, ai ido na tarsurat”.

Dan akupun mengeluarkan pemikiran dan pendapatku.

Teramat sering kita membawa-bawa Tuhan dalam hal-hal yang kita buat-buat, seolah-olah kita ingin menunjukkan bahwa kita berbicara penuh dengan kerohanian. Padahal tanpa kita sadari Tuhan itu kita paksa untuk mengikuti kemauan atau pemikiran kita. Jelas bahwa Tuhan tidak sedang atau sudah berbicara dengan dia (lha yang dibaca juga adalah ayat yang sudah ditentukan di Alamanak HKBP dalam setahun itu kok), namun begitu beraninya dia mengatakan bahwa itulah Hata ni Tuhan. Ya... tanpa kita sadari, kita telah bersikap pengecut, bersembunyi dibalik nama Tuhan atas hal-hal yang kita lakukan atau percakapakan.


Alangkah lebih baiknya bila kita lebih bertanggungjawab mengatakan: “Ayat Renungan di hita bornginon, na pinahombar marhite almanak ni hurianta ima na tarsurat di...bla-bla-bla..”. Ya, dengan begitu kita tak sedang memanipulasi bahwa Tuhan sudah berbicara pada kita. Iya Toh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar