zwani.com myspace graphic comments

Hardiknas, mau kemana arahmu..?


Sabtu Pagi aku mengantarkan anak sulungku Nalom ke sekolah. Ini menjadi kegiatan rutin setiap hari yang aku lakoni dalam 2 bulan terakhir ini, sejak kelas 3A SD Bahtera Hayat, tempat dimana nalom bersekolah dan tergabung dalam kelas ini dijadwalkan untuk masuk pagi. Sebelumnya dia masuk siang. Sekolah ini memberlakukan 2 shift jam masuk sekolah, yaitu shift pagi dan shift siang yang dimulai dari jam 12.30.

Sabtu pagi ini, dia mengenakan seragam putih-putih. Aku sempat terheran-heran, karena biasanya setiap hari sabtu, mereka dijadwalkan berseragam pakaian olah raga. Ketika kutanya mengapa memakai seragam putih-putih, dijawab karena ada upacara.

Upacara? Upacara apa pula hari sabtu ini, sejenak aku berpikir dan mengingat-ingat hari apakah gerangan. Oh..ya, sekarang tanggal 2 Mei, Hari Pendidikan Nasional.

Kedua adiknya Joel dan Netha, begitu mengetahui aku tidak berangkat bekerja hari ini (soalnya aku tidak berpakaian untuk bekerja, hanya mengenakan pakaian sehari-hari dan bersendal pula, Sabtu memang hari Off ditempat ku bekerja) meminta untuk bisa ikut mengantarkan abangnya ke sekolah. Akupun mengabulkannya, dan dengan mengenderai motor akhirnya kamipun berangkat ke sekolah.
Setibanya di sekolah, aku menawarkan Joel dan Netha untuk turun dan melihat-lihat sekolah abangnya sejenak, yang langsung diiyakan keduanya. Kamipun melihatlihat kondisi sekolahnya, bahkan kami sempatkan untuk mengikuti jalannya upacara disekolah tersebut dari pinggiran area yang diperuntukan sebagai lapangan upacara.

Sekian puluh tahun sudah Indonesia ini merdeka, dan saban tahun setiap tanggal 2 Mei selalu memperingati Hari Pendidikan Nasional, namun hingga saat ini sudah sejauh mana kemajuan pendidikan kita. Banyak anak-anak yang belum bisa menikmati pendidikan disebabkan tingginya biaya pendidikan. Belum lagi adanya ketimpangan mutu pendidikan yang ada di daerah perkotaan dengan daerah yang ada di pelosok. Tingginya tingkat ketidaklulusan murid setelah ujian akhir nasional. Banyaknya kasus penyimpanggan penggunaan dan BOS, banyaknya kasus tawuran antar murid dan antar sekolah, belum lagi kasus pelecehan seksual yang terjadi disekolah, atau tindak kekerasan yang terjadi antara guru terhadap murid, atau sesama murid. Ini semua kerap kita dengar dan saksikan mewarnai dunia pendidikan di negeri kita ini.

Namun kitapun tak boleh menutup mata. Banyak para anak didik di negeri ini punya prestasi yang begitu gemilang walaupun berita tentang prestasi pendidikan itu seakan tenggelam ditengah carut-marutnya permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Sebut saja olimpiade matematika, atau olimpiade fisika atau olimpiade sains dan teknologi, Duta-duta pendidikan dari negeri ini kerap menjuarai festival-festival tersebut dan sering menjadi momok bagi peserta dari negera lain.

Sekarang ini kita juga ditawari dengan program sekolah gratis yang kerap mengisi tayangan iklan di televisi ataupun radio. Namun jujur sayapun belum paham apa yang dimaksud dengan sekolah garatis ini. Sejauh mana penerapan program ini sudah di berlakukan dan apa sebenarnya misi dari program ini? Ataukah cukup hanya sekedar ditayangkan dalam iklan di tv yang terkesan norak dan asbun. Jangan-jangan hanya sekedar slogan yang didengung-dengungkan tanpa bukti nyata dalam penerapan, dan akhirnya si anak yang begitu gembira mendengarkan program sekolah gratis ini (seperti yang sering ditayangkan dalam iklan layanan yang di tv-tv itu) kembali harus gigit jari di karenakan biaya ini dan biaya itu, atau biaya tetekbengek lainnya yang tak terbayangkan sebelumnya. Wallahualam….

Namun sejak pulang dari sekolah itu, Joel dan Netha kerap menyanyikan lagu yang di dengarnya pada saat upacara itu. "Indonesia…merdeka-merdeka..hiduplah Indonesia..merdeka…. "(kata-kata itulah yang dingat oleh mereka berdua dan selalu diulang-ulang ketika menyanyikannya, setelah mereka mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya).

Selamat Hari Pendidikan Nasional,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar