zwani.com myspace graphic comments

Walau kecil, namun itu jauh lebih berarti

Renungan hari ini (Jumat 1Mei 2009)

Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yohanes 15:13)


Pernahkah Anda punya sahabat? Sudah pasti! Sekarang juga banyak. Pernahkah anda mengasihi orang lain? Pertanyaan apa pula ini! Jelas dong, kalau tidak pernah mengasihi bagaimana pula bisa punya sahabat.

Ya, orang hidup itu pastilah punya teman, kalau gak punya teman pastilah bukan makhluk hidup. Namun seberapa besar engkau mengasihi sahabatmu? Sebelum engkau jawab, kita lihat dulu arti sahabat. Apa itu sahabat? Teman! Atau Kawan! Lalu siapakah yang termasuk sahabat? Apakah hanya sekedar teman? Tidak!, bisa adik, bisa kakak, bisa orang tua, bisa istri bisa anak, bisa juga orang lain diluar keluarga. Lalu seberapa besar kasihmu kepada sahabatmu? Eits..tunggu dulu.. Sahabat yang mana dulu... Kalau istri, anak, adik kakak atau orang tua sudah pasti berbeda dong bila dibandingkan dengan orang lain yang menjadi sahabat saya. Itu lumrah..kedekatan batin karena hubungan kekerabatan tentu memiliki arti tersendiri dibanding hanya seorang luar yang jadi sahabat atau teman kita.

Tapi perikop renungan kita hari ini berbicara tentang kebenaran, keadilan dan rasa kesetiakawanan. Maksudku, ketika engkau menemukan ketidakadilan terhadap sahabatmu, maka engkau harus membelanya. Ketika engkau melihat ketidakberdayaan temanmu atau kesedihan, atau kemelaratan atau penderitaan orang lain, engkau harusnya memiliki empati, perasaan yang sama-sama merasakan.

Rasa peduli itu harusnya dimiliki oleh orang-orang yang sudah dianggap sahabat oleh Yesus. Jadi rasa empati, peduli, kesetiakawanan itu tidak hanya terpancar dari dalam diri kita hanya karena adanya hubungan kekerabatan, tapi lebih kepada prilaku yang sudah merasakan bagaimana Allah yang mau menjadi sahabat bagi mu, sampai rela memberikan nyawanya di kayu salib untuk menggantikan hukuman yang harus jatuh padamu karena dosa.

Tapi rasa empati, peduli, kesetiakawanan itu belum bisa dibilang kasih yang terbesarkan. Ya, tak apa-apa, toh bukan soal terbesarnya yang utama. Yang utama: mampukah engkau memberikan perhatian kepada orang lain itu? Ya, memberikan hatimu untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.


Maukah engkau melakukannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar